that's my blog

Jumat, 21 Juni 2013

Isolasi dan Inokulasi mikroba




ISOLASI DAN INOKULASI KOLONI




                         


DI SUSUN OLEH:
YOSEPHINE SEPTI AP
12384 FA




AKADEMI FARMASI NASIONAL SURAKARTA
2013




Isolasi dan Inokulasi mikroba

BAB I
PENDAHULUAN

Dalam kehidupan sehari-hari tanpa disadari manusia selalu berhubungan dengan jasad renik dari alam dunia yang tidak tampak dengan mata biasa. Sebagian dari manusia hidup dengan bergantung pada mikroba. Itu sebabnya pengetahuan mengenai peranan mikroorganisme dalam kehidupan manusia tersebut sangat penting untuk dimengerti dan dipahami.
Keanekaragaman mikroorganisme di alam ini merupakan salah satu hal yang menarik untuk diketahui, karena bukan saja untuk mengenal jenis-jenisnya, tetapi juga dapat mengetahui mikroorganisme yang menguntungkan dan merugikan bagi manusia.
Dalam bidang mikrobiologi ada beberapa teknik-teknik dasar tertentu yang perlu diketahui dan dipahami serta dipelajari oleh mahasiswa termasuk para peneliti dalam bidang mikrobiologi untuk digunakan dalam laboratorium. Teknik-teknik tersebut digunakan dalam memelihara bakteri, mengisolasinya dalam biakan murni (hanya mengandung satu macam bakteri), mengamatinya dan mengidentifikasi mikroorganisme.
Identifikasi biakan mikroorganisme seringkali memerlukan pemindahan ke biakan segar tanpa terjadi pencemaran. Pemindahan mikroorganisme ini dilakukan dengan teknik aseptic untuk mempertahankan kemurnian biakan selama pemindahan berulang kali. Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dalam biakan cair ataupun padat. Dalam melakukan isolasi mikroba, terlebih dahulu kita harus memperhatikan alat-alat yang digunakan apakah sudah steril, agar tidak terkontaminasi oleh udara luar yang dapat merangsang pertumbuhan mikroba yang tidak kita inginkan pada suatu medium. Untuk tujuan tersebut digunakan media aseptis untuk mencegah kontaminasi.
BAB II
TEORI

Definisi mikrobiologi adalah sebagai ilmu yang mempelajari tentang organisme mikroskopis. Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani, mikros = kecil, bios = hidup dan logos = ilmu. Ilmuwan menyimpulkan bahwa mikroorganisme sudah dikenal lebih kurang 4 juta tahun yang lalu dari senyawa organik kompleks yang terdapat di laut, atau mungkin dari gumpalan awan yang sangat besar yang mengelilingi bumi. Sebagai makhluk hidup pertama di bumi, mikroorganisme diduga merupakan nenek moyang dari semua makhluk hidup (Minasari, 2001 hal.1).

Mikroorganisme ialah telah mengenai organisme hidup yang berukuran mikroskopis, dunia mikroorganisme terdiri dari lima kelompok organisme (Minasari, 2001 hal 1) : 
  1. Bakteri
  2. Protozoa
  3. Virus
  4. Algae
  5. Cendawan mikroskopis 
  6. Isolasi adalah merupakan cara memisahkan mikroorganisme tertentu dari lingkungan, sehingga dapat diperoleh biakan yang sifatnya murni, sehingga biakan tersebut disebut kultur murni (Rusli, 2010 hal.14).
    Isolasi bakteri dilakukan dengan menanamkan specimen langsung ke atas permukaan medium padat (lempeng agar) yang cocok, dan kemudian diinkubasi pada suhu kamar. Pada keadaan tertentu isolasi dilakukan dari rapat medium atau medium cair. Isolasi dilakukan sedemikian sehinggga bahan pemeriksaan diencerkan dan pada akhirnya setelah dibiakkan semalaman, bakteri yang ada dalam spesimen akan tumbuh sebagai koloni-koloni yang terpisah dari bahan lain (Baedah,2001).
Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dalam keadaan cair atau padat. Dalam biakan cair, mikroorganisme menunjukkan ciri pertumbuhan tersendiri. Pertumbuhan adalah pertambahan teratur semua komponen suatu organisme. Dengan demikian, pertambahan ukuran yang diakibatkan oleh bertambahnya air atau karena deposit lipid bukan merupakan pertumbuhan sejati. Multiplikasi sel adalah konsekuensi pertumbuhan. Pada organisme bersel satu, multiplikasi menghasilkan pertambahan jumlah organisme yang membentuk populasi atau kultur (Pratiwi, 2008 hal. 106).

Pembiakan diperlukan untuk mempelajari sifat bakteri untuk dapat mengadakan identifikasi, determinasi atau diferensiasi jenis-jenis yang ditemukan . pertumbuhan ketahanan bakteri tergantung pada pengaruh luar, seperti makanan (nutrisi), atmosfer, suhu, lengas, konsentrasi ion hidrogen, cahaya, dan berbagai zat kimia yang dapat menghambat atau membunuh (Irianto, 2006 hal. 122).
Untuk menegakkan diagnosis bakteriologis, sebaiknya biakan bakteri berada dalam keadaan murni atau tidak tercampur dengan bakteri-bakteri lain. Biakan murni diperlukan untuk mempelajari ciri-ciri koloni, sifat-sifat biokimia, morfologi, reaksi pengecatan, reaksi imunologi, dan kerentanan bakteri terhadap zat anti bakteri (Irianto, 2006 hal. 126).

Pada umumnya biakan murni dapat diperoleh dengan cara-cara berikut (Irianto 2006 hal.126-128) 

1. Cara penggarisan
Cara penggarisan dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk lempeng. Bila dilakukan dengan baik, cara ini adalah yang paling praktis. Setiap laboratorium memiliki cara atau metode pengerjaan yang berbeda-beda, tetapi tujuannya adalah sama, yaitu untuk membuat garis sebanyak mungkin pada permukaan lempeng medium pembiakan dengan ose atau jarum bahan pemeriksaan yang terlepas pada garis-garis tersebut semakin lama semakin sedikit, sehingga pada garis-garis terakir koloni-koloni bakteri yang terbentuk akan terpisah agak jauh. Sebelum dilakukan penanaman harus diperhatikan agar permukaan lempeng medium pembiakan itu kering, bila masih terdapat tetes embun perlu dikeringkan dahulu dengan cara menyandarkan pinggan petri terbalik pada tepi tutupnya.

2. Cara tuang
Isolasi bakteri dengan cara tuang ini umumnya dilakukan untuk menentukan perkiraan jumlah bakteri hidup dalam suatu cairan, misalnya air, susu, kemih atau biakan bulyon. Hasilnya dinyatakan dalam jumlah koloni, yang berarti jumlah bakteri hidup dalam tiap milimeter cairan yang diperiksa. Cara pengerjaannnya adalah sebagai berikut :
a.       Dari suspensi bahan pemeriksaan dibuat pengenceran.
b.      Dari tiap pengenceran diambil satu milimeter dan diletakkan ke dalam pinggan petri steril.
c.       Ke dalam tiap pinggan petri tersebut dituang medium pembiakan yang telah dicairkan dan didinginkan sampai suhu kira-kira 40oC-45oC. Dengan perlahan-lahan pinggan petri itu digoyang dengan gerakan memutar tanpa diangkat dari medium meja, sehingga bahan pemeriksaan tercampur rata dalm medium pembiakan kemudian didiamkan sampai beku.
d.      Pengeraman dilakukan pada suhu yang sesuai selama 18-20 jam, kemudian koloni-koloni diitung. Dalam hal bahan pemeriksaan tidak murni untuk penelitian koloni bakteri yang dicari, ciri-ciri koloni dan reaksi terhadap medium pembiakan membantu memisahkan berbagai bakteri. 

3. Cara menanam dalam medium pembiakan miring
Untuk mendapat biakan murni penanaman dalam medium pembiakan miring sebagai berikut :
a.       Tabung medium pembiakan miring dipegang dengan tangan kiri di bagian ujung bawah. Bahan penanaman diambil dengan jarum dari koloni pada lempeng pembiakan.
b.      Dengan jari kelingking tangan kanan tutup tabung dijepit dan sambil diputar ditarik keluar. Setelah itu segera mulut tabung dijilatkan pada api.
c.       Dengan mulut tabung masih tetap menghadap api, biakan yang melekat pada ujung jarum ditanam pada permukaan medium pembiakan miring tersebut dimulai dari dasar tabung di buat garis berkelok-kelok sampai ke atas. Cara ini dilakukan bila penanaman ini hanya dimaksudkan untuk memperbanyak biakan atau untuk persediaan.
d.      Segera setelah menanam mulut tabung dijilatkan pada api/. Kemudian egera ditutup dan jarum bekas penanaman dipijarkan sebelum diletakkan kembali ke tempatnya.
e.       Pengeraman dilakukan pada suhu yang sesuai selama 18-20 jam.
BAB III
KAJIAN PRAKTIKUM
A.    Alat yang Digunakan
Adapun alat-alat yang digunakan adalah cawan petri , kapas lidi , lampu spiritus , ose bulat dan ose lurus , rak tabung , tabung reaksi. 
B.     Bahan yang Digunakan 
Adapun bahan-bahan yang digunakan adalah Biakan kuman (SD), BHI, Media NA plate, Media NA cair, NA tegak, NA miring
C.  Cara Kerja
1.      Penanaman (Inokulasi) Mikroba Uji
a.       Medium NA tegak
Disiapkan medium NA tegak. Mulut tabung reaksi yang berisikan NA dipijarkan sebentar diatas nyala lampu spiritus. Ose lurus dipijarkan di atas nyala lampu spiritus, ose yang telah disterilkan dimasukkan kedalam tabung reaksi yang berisi biakan kuman (SD) kemudian ditusukkan pada NA tegak dengan cara ose diusahakan tegak dan lurus dan dilakukan dekat dengan nyala api spiritus dan ditutup kapas. Ose dipijarkan kembali. Di inkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC.

b.      Medium NA miring.
Disiapkan medium NA miring. Sebelumnya mulut tabung reaksi dipijarkan sebentar diatas nyala api. Ose bulat dipijarkan di atas nyala lampu spiritus, kemudian ose dimasukkan kedalam tabung yang berisi biakan kuman (SD) dan digores pada NA miring, lalu ose disterilkan. Di inkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC.
c.       Medium cair
Siapkan tabung reaksi yang berisi BHI dan biakan kuman SD. Sebelumnya pada mulut tabung reaksi dipijarkan sebentar di nyala api. Ose yang telah disterilkan ditusukkan pada tabung reaksi biakan yang berisi SD kemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi medium cair (BHI). Di inkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC.
2.   Isolasi Mikroba 
a.       Cara Tabur (Pour Plate Method)
Media NA tegak dicairkan terlebih dahulu di waterbath. Di ambil 3-5 ohse bakteri SD ke dalam NA tegak yang sudah mencair dan dihomogenkan. Kemudian di tuang secara aseptis kedalam cawan petri steril, Diratakan permukaan medium dengan cara menggoyang-goyangkan cawan petri dia atas meja membentuk angka delapan. Medium dibiarkan membeku dan Diinkubasikan selama 24 jam pada suhu 37oC.
b.      Cara Perataan (Spread Method)
Disiapkan medium NA plate pada cawan petri steril. Diambil sampel (SD) manggunakan kapas lidi steril kemudian diratakan diatas permukaan medium dalam cawan petri. Di inkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC.
c.       Cara Gores
Medium  di tuang ke dalam cawan petri steril kemudian ditutup dan dibiarkan membeku pada suhu kamar. Setelah medium membeku, sampel (SD) digoreskan di atas medium dengan menggunakan ose bulat secara aseptis. Lalu dinkubasikan selama 24 jam pada suhu 37oC


BAB IV
PENUTUP
Dalam setiap perlakuan metode isolasi dan inokulasi dilakukan secara aseptis. Cara aseptis dimaksudkan agar tidak terkontaminasi oleh mikroba lain. Untuk memindahkan sel-sel mikroba dari satu medium ke medium lainnya digunakan jarum ose. Ose harus disterilkan melalui pemijaran dari ujung ke pangkal dan kembali ke ujung lagi sampai berwarna merah sesaat sebelum dan setelah digunakan.
Inkubasi dilakukan dengan membalik cawan Petri. Hal ini dimaksudkan agar uap air yang terjadi selama proses inkubasi, tidak jatuh ke dalam medium yang dapat mengganggu petumbuhan mikroba.

DAFTAR PUSTAKA
Baedah Madjid, I, Sp.MK. 2001. Kuliah Mikrobiologi I. Universitas Hasanuddin. Makassar.
Dirjen POM, (1979), Farmakope Indonesia, Edisi III, Depkes RI: Jakarta.
Dirjen POM, (1995), Farmakope Indonesia, Edisi IV, Depkes RI: Jakarta
Minasari. 2001. Mikrobiologi Umum. USU-Press. Medan
Irianto Koes, Drs. 2006. Mikrobiologi Menguak Dunia Mikroorganisme. Yrama Widya. Bandung.
Pratiwi, Sylvia. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Penerbit Erlangga. Jakarta
Rusli, S.Si, M.Si, Apt. 2010. Tuntunan Praktikum Mikrobiologi Farmasi Dasar. Universitas Muslim Indonesia. Makassar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar