ISOLASI
DAN INOKULASI KOLONI
DI
SUSUN OLEH:
YOSEPHINE
SEPTI AP
12384
FA
AKADEMI
FARMASI NASIONAL SURAKARTA
2013
Isolasi dan Inokulasi mikroba
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam kehidupan
sehari-hari tanpa disadari manusia selalu berhubungan dengan jasad renik dari
alam dunia yang tidak tampak dengan mata biasa. Sebagian dari manusia hidup
dengan bergantung pada mikroba. Itu sebabnya pengetahuan mengenai peranan
mikroorganisme dalam kehidupan manusia tersebut sangat penting untuk dimengerti
dan dipahami.
Keanekaragaman
mikroorganisme di alam ini merupakan salah satu hal yang menarik untuk
diketahui, karena bukan saja untuk mengenal jenis-jenisnya, tetapi juga dapat
mengetahui mikroorganisme yang menguntungkan dan merugikan bagi manusia.
Dalam bidang mikrobiologi ada beberapa teknik-teknik dasar tertentu yang perlu diketahui dan dipahami serta dipelajari oleh mahasiswa termasuk para peneliti dalam bidang mikrobiologi untuk digunakan dalam laboratorium. Teknik-teknik tersebut digunakan dalam memelihara bakteri, mengisolasinya dalam biakan murni (hanya mengandung satu macam bakteri), mengamatinya dan mengidentifikasi mikroorganisme.
Dalam bidang mikrobiologi ada beberapa teknik-teknik dasar tertentu yang perlu diketahui dan dipahami serta dipelajari oleh mahasiswa termasuk para peneliti dalam bidang mikrobiologi untuk digunakan dalam laboratorium. Teknik-teknik tersebut digunakan dalam memelihara bakteri, mengisolasinya dalam biakan murni (hanya mengandung satu macam bakteri), mengamatinya dan mengidentifikasi mikroorganisme.
Identifikasi biakan
mikroorganisme seringkali memerlukan pemindahan ke biakan segar tanpa terjadi
pencemaran. Pemindahan mikroorganisme ini dilakukan dengan teknik aseptic untuk
mempertahankan kemurnian biakan selama pemindahan berulang kali. Mikroorganisme
dapat ditumbuhkan dalam biakan cair ataupun padat. Dalam melakukan isolasi
mikroba, terlebih dahulu kita harus memperhatikan alat-alat yang digunakan
apakah sudah steril, agar tidak terkontaminasi oleh udara luar yang dapat
merangsang pertumbuhan mikroba yang tidak kita inginkan pada suatu medium.
Untuk tujuan tersebut digunakan media aseptis untuk mencegah kontaminasi.
BAB II
TEORI
Definisi mikrobiologi
adalah sebagai ilmu yang mempelajari tentang organisme mikroskopis.
Mikrobiologi berasal dari bahasa Yunani, mikros = kecil, bios = hidup dan logos
= ilmu. Ilmuwan menyimpulkan bahwa mikroorganisme sudah dikenal lebih kurang 4
juta tahun yang lalu dari senyawa organik kompleks yang terdapat di laut, atau
mungkin dari gumpalan awan yang sangat besar yang mengelilingi bumi. Sebagai
makhluk hidup pertama di bumi, mikroorganisme diduga merupakan nenek moyang
dari semua makhluk hidup (Minasari, 2001 hal.1).
Mikroorganisme ialah
telah mengenai organisme hidup yang berukuran mikroskopis, dunia mikroorganisme
terdiri dari lima kelompok organisme (Minasari, 2001 hal 1) :
- Bakteri
- Protozoa
- Virus
- Algae
- Cendawan mikroskopis
- Isolasi adalah merupakan cara memisahkan mikroorganisme
tertentu dari lingkungan, sehingga dapat diperoleh biakan yang sifatnya
murni, sehingga biakan tersebut disebut kultur murni (Rusli, 2010 hal.14).
Isolasi bakteri dilakukan dengan menanamkan specimen langsung ke atas permukaan medium padat (lempeng agar) yang cocok, dan kemudian diinkubasi pada suhu kamar. Pada keadaan tertentu isolasi dilakukan dari rapat medium atau medium cair. Isolasi dilakukan sedemikian sehinggga bahan pemeriksaan diencerkan dan pada akhirnya setelah dibiakkan semalaman, bakteri yang ada dalam spesimen akan tumbuh sebagai koloni-koloni yang terpisah dari bahan lain (Baedah,2001).
Mikroorganisme dapat
ditumbuhkan dalam keadaan cair atau padat. Dalam biakan cair, mikroorganisme
menunjukkan ciri pertumbuhan tersendiri. Pertumbuhan adalah pertambahan teratur
semua komponen suatu organisme. Dengan demikian, pertambahan ukuran yang
diakibatkan oleh bertambahnya air atau karena deposit lipid bukan merupakan
pertumbuhan sejati. Multiplikasi sel adalah konsekuensi pertumbuhan. Pada
organisme bersel satu, multiplikasi menghasilkan pertambahan jumlah organisme
yang membentuk populasi atau kultur (Pratiwi, 2008 hal. 106).
Pembiakan diperlukan
untuk mempelajari sifat bakteri untuk dapat mengadakan identifikasi,
determinasi atau diferensiasi jenis-jenis yang ditemukan . pertumbuhan
ketahanan bakteri tergantung pada pengaruh luar, seperti makanan (nutrisi),
atmosfer, suhu, lengas, konsentrasi ion hidrogen, cahaya, dan berbagai zat
kimia yang dapat menghambat atau membunuh (Irianto, 2006 hal. 122).
Untuk menegakkan
diagnosis bakteriologis, sebaiknya biakan bakteri berada dalam keadaan murni
atau tidak tercampur dengan bakteri-bakteri lain. Biakan murni diperlukan untuk
mempelajari ciri-ciri koloni, sifat-sifat biokimia, morfologi, reaksi
pengecatan, reaksi imunologi, dan kerentanan bakteri terhadap zat anti bakteri
(Irianto, 2006 hal. 126).
Pada umumnya biakan murni dapat diperoleh dengan cara-cara berikut (Irianto
2006 hal.126-128)
1. Cara penggarisan
Cara
penggarisan dilakukan pada medium pembiakan padat bentuk lempeng. Bila
dilakukan dengan baik, cara ini adalah yang paling praktis. Setiap laboratorium
memiliki cara atau metode pengerjaan yang berbeda-beda, tetapi tujuannya adalah
sama, yaitu untuk membuat garis sebanyak mungkin pada permukaan lempeng medium
pembiakan dengan ose atau jarum bahan pemeriksaan yang terlepas pada
garis-garis tersebut semakin lama semakin sedikit, sehingga pada garis-garis
terakir koloni-koloni bakteri yang terbentuk akan terpisah agak jauh. Sebelum
dilakukan penanaman harus diperhatikan agar permukaan lempeng medium pembiakan
itu kering, bila masih terdapat tetes embun perlu dikeringkan dahulu dengan
cara menyandarkan pinggan petri terbalik pada tepi tutupnya.
2. Cara tuang
Isolasi
bakteri dengan cara tuang ini umumnya dilakukan untuk menentukan perkiraan
jumlah bakteri hidup dalam suatu cairan, misalnya air, susu, kemih atau biakan
bulyon. Hasilnya dinyatakan dalam jumlah koloni, yang berarti jumlah bakteri
hidup dalam tiap milimeter cairan yang diperiksa. Cara pengerjaannnya adalah
sebagai berikut :
a. Dari suspensi bahan pemeriksaan dibuat
pengenceran.
b. Dari tiap pengenceran diambil satu milimeter
dan diletakkan ke dalam pinggan petri steril.
c. Ke dalam tiap pinggan petri tersebut dituang
medium pembiakan yang telah dicairkan dan didinginkan sampai suhu kira-kira
40oC-45oC. Dengan perlahan-lahan pinggan petri itu digoyang dengan gerakan
memutar tanpa diangkat dari medium meja, sehingga bahan pemeriksaan tercampur
rata dalm medium pembiakan kemudian didiamkan sampai beku.
d. Pengeraman dilakukan pada suhu yang sesuai
selama 18-20 jam, kemudian koloni-koloni diitung. Dalam hal bahan pemeriksaan
tidak murni untuk penelitian koloni bakteri yang dicari, ciri-ciri koloni dan
reaksi terhadap medium pembiakan membantu memisahkan berbagai bakteri.
3. Cara menanam dalam
medium pembiakan miring
Untuk mendapat biakan murni penanaman dalam medium pembiakan
miring sebagai berikut :
a.
Tabung medium
pembiakan miring dipegang dengan tangan kiri di bagian ujung bawah. Bahan
penanaman diambil dengan jarum dari koloni pada lempeng pembiakan.
b.
Dengan jari kelingking
tangan kanan tutup tabung dijepit dan sambil diputar ditarik keluar. Setelah
itu segera mulut tabung dijilatkan pada api.
c.
Dengan mulut tabung
masih tetap menghadap api, biakan yang melekat pada ujung jarum ditanam pada
permukaan medium pembiakan miring tersebut dimulai dari dasar tabung di buat
garis berkelok-kelok sampai ke atas. Cara ini dilakukan bila penanaman ini
hanya dimaksudkan untuk memperbanyak biakan atau untuk persediaan.
d.
Segera setelah menanam
mulut tabung dijilatkan pada api/. Kemudian egera ditutup dan jarum bekas
penanaman dipijarkan sebelum diletakkan kembali ke tempatnya.
e.
Pengeraman dilakukan
pada suhu yang sesuai selama 18-20 jam.
BAB III
KAJIAN PRAKTIKUM
A. Alat yang Digunakan
Adapun
alat-alat yang digunakan adalah cawan petri , kapas lidi , lampu spiritus , ose
bulat dan ose lurus , rak tabung , tabung reaksi.
B. Bahan yang Digunakan
Adapun
bahan-bahan yang digunakan adalah Biakan kuman (SD), BHI, Media NA plate, Media
NA cair, NA tegak, NA miring
C.
Cara Kerja
1.
Penanaman (Inokulasi)
Mikroba Uji
a.
Medium NA tegak
Disiapkan medium NA tegak. Mulut tabung reaksi yang berisikan NA
dipijarkan sebentar diatas nyala lampu spiritus. Ose lurus dipijarkan di atas
nyala lampu spiritus, ose yang telah disterilkan dimasukkan kedalam tabung
reaksi yang berisi biakan kuman (SD) kemudian ditusukkan pada NA tegak dengan
cara ose diusahakan tegak dan lurus dan dilakukan dekat dengan nyala api
spiritus dan ditutup kapas. Ose dipijarkan kembali. Di inkubasi selama 24 jam
pada suhu 37oC.
b.
Medium NA miring.
Disiapkan medium NA miring. Sebelumnya mulut tabung reaksi dipijarkan
sebentar diatas nyala api. Ose bulat dipijarkan di atas nyala lampu spiritus,
kemudian ose dimasukkan kedalam tabung yang berisi biakan kuman (SD) dan
digores pada NA miring, lalu ose disterilkan. Di inkubasi selama 24 jam pada
suhu 37oC.
c.
Medium cair
Siapkan tabung reaksi yang berisi BHI dan biakan kuman SD. Sebelumnya
pada mulut tabung reaksi dipijarkan sebentar di nyala api. Ose yang telah
disterilkan ditusukkan pada tabung reaksi biakan yang berisi SD kemudian
dimasukkan kedalam tabung reaksi medium cair (BHI). Di inkubasi selama 24 jam
pada suhu 37oC.
2. Isolasi
Mikroba
a.
Cara Tabur (Pour Plate
Method)
Media NA tegak dicairkan terlebih dahulu di waterbath. Di ambil
3-5 ohse bakteri SD ke dalam NA tegak yang sudah mencair dan dihomogenkan.
Kemudian di tuang secara aseptis kedalam cawan petri steril, Diratakan
permukaan medium dengan cara menggoyang-goyangkan cawan petri dia atas meja
membentuk angka delapan. Medium dibiarkan membeku dan Diinkubasikan selama 24
jam pada suhu 37oC.
b.
Cara Perataan (Spread
Method)
Disiapkan medium NA plate pada cawan petri steril. Diambil
sampel (SD) manggunakan kapas lidi steril kemudian diratakan diatas permukaan
medium dalam cawan petri. Di inkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC.
c.
Cara Gores
Medium di tuang ke dalam
cawan petri steril kemudian ditutup dan dibiarkan membeku pada suhu kamar.
Setelah medium membeku, sampel (SD) digoreskan di atas medium dengan
menggunakan ose bulat secara aseptis. Lalu dinkubasikan selama 24 jam pada suhu
37oC
BAB IV
PENUTUP
Dalam setiap perlakuan
metode isolasi dan inokulasi dilakukan secara aseptis. Cara aseptis dimaksudkan
agar tidak terkontaminasi oleh mikroba lain. Untuk memindahkan sel-sel mikroba
dari satu medium ke medium lainnya digunakan jarum ose. Ose harus disterilkan
melalui pemijaran dari ujung ke pangkal dan kembali ke ujung lagi sampai
berwarna merah sesaat sebelum dan setelah digunakan.
Inkubasi dilakukan
dengan membalik cawan Petri. Hal ini dimaksudkan agar uap air yang terjadi
selama proses inkubasi, tidak jatuh ke dalam medium yang dapat mengganggu
petumbuhan mikroba.
DAFTAR PUSTAKA
Baedah Madjid, I,
Sp.MK. 2001. Kuliah Mikrobiologi I.
Universitas Hasanuddin. Makassar.
Dirjen POM, (1979), Farmakope Indonesia, Edisi III, Depkes
RI: Jakarta.
Dirjen POM, (1995), Farmakope Indonesia, Edisi IV, Depkes
RI: Jakarta
Minasari. 2001. Mikrobiologi Umum. USU-Press. Medan
Irianto Koes, Drs.
2006. Mikrobiologi Menguak Dunia
Mikroorganisme. Yrama Widya. Bandung.
Pratiwi, Sylvia. 2008.
Mikrobiologi Farmasi. Penerbit
Erlangga. Jakarta
Rusli, S.Si, M.Si,
Apt. 2010. Tuntunan Praktikum
Mikrobiologi Farmasi Dasar. Universitas Muslim Indonesia. Makassar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar