Pemberian
obat secara parenteral merupakan pemberian obat melalui injeksi atau infuse.
Sediaan parenteral merupakan sediaan steril. Sediaan ini diberikan melalui
beberapa rute pemberian, yaitu Intra Vena (IV), Intra Spinal (IS), Intra
Muskular (IM), Subcutaneus (SC), dan Intra Cutaneus (IC). Obat yang diberikan
secara parenteral akan di absorbs lebih banyak dan bereaksi lebih cepat dibandingkan
dengan obat yang diberikan secara topical atau oral. Perlu juga diketahui bahwa
pemberian obat parenteral dapat menyebabkan resiko infeksi.
Resiko
infeksi dapat terjadi bila perawat tidak memperhatikan dan melakukan tekhnik
aseptic dan antiseptic pada saat pemberian obat. Karena pada pemberian obat
parenteral, obat diinjeksikan melalui kulit menembus system pertahanan kulit.
Komplikasi yang seringv terjadi adalah bila pH osmolalitas dan kepekatan cairan
obat yang diinjeksikan tidak sesuai dengan tempat penusukan sehingga dapat
mengakibatkan kerusakan jaringan sekitar tempat injeksi.
Pada
umumnya pemberian obat secara parenteral di bagi menjadi 4, yaitu :
A.
Pemberian Obat Via
Jaringan Intra Kutan
B.
Pemberian Obat Via
Jaringan Subkutan
C.
Pemberian Obat Via Intra
Vena : Intra Vena Langsung dan tak langsung
D.
Pemberian Obat Via
Intramuskular
A.
Pemberian Obat Via Jaringan Intra Kutan
1.
Pengertian Intra Kutan
Merupakan
cara memberikan atau memasukkan obat ke dalam jaringan kulit. Intra kutan biasanya
di gunakan untuk mengetahui sensivitas tubuh terhadap obat yang disuntikkan.
2.
Tujuan
Pemberian
obat intra kutan bertujuan untuk melakukan skintest atau tes terhadap reaksi
alergi jenis obat yang akan digunakan. Pemberian obat melalui jaringan intra kutan
ini dilakukan di bawah dermis atau epidermis, secara umum dilakukan pada daerah
lengan tangan bagian ventral.
3.
Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah :
- Tempat injeksi
- Jenis spuit dan jarum yang digunakan
- Infeksi yang mungkin terjadi selama infeksi
- Kondisi atau penyakit klien
- Pasien yang benar
- Obat yang benar
- Dosis yang benar
- Cara atau rute pemberian obat yang benar
- Waktu yang benar
4.
Indikasi dan Kontra Indikasi
- Indikasi : bisa dilkakukan pada pasien yang tidak sadar, tidak mau bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral, tidak alergi. Lokasinya yang ideal adalah lengan bawah dalam dan pungguang bagian atas.
- Kontra Indikasi : luka, berbulu, alergi, infeksi kulit
B.
Pemberian Obat Via Jaringan SubKutan
I. Pengertian.
Merupakan
cara memberikan obat melalui suntikan di bawah kulit yang dapat dilakukan pada
daerah lengan bagian atas sebelah luar atau sepertiga bagian dairi bahu, paha
sebelah luar, daerah dada dan sekitar umbilicus (abdomen).
II. Tujuan
Pemberian
obat melalui jaringan sub kutan ini pada umumnya dilakukan dengan program
pemberian insulin yang digunakan untuk mengontrol kadar gula darah. Pemberian
insulin terdapat 2 tipe larutan yaitu jernih dan keruh karena adanya penambahan
protein sehingga memperlambat absorbs obat atau juga termasuk tipe lambat.
III.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
- Tempat injeksi
- Jenis spuit dan jarum suntik yang akan digunakan
- Infeksi nyang mungkin terjadi selama injeksi
- Kondisi atau penyakit klien
- Apakah pasien yang akan di injeksi adalah pasien yang tepat
- Obat yang akan diberikan harus benar
- Dosis yang akan diberikan harus benar
- Cara atau rute pemberian yang benar
- Waktu yang tepat dan benar
IV. Indikasi dan kontra indikasi
- Indikasi : bias dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama, karena tidak memungkinkan diberikan obat secara oral, bebas dari infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang, otot atau saras besar di bawahnya, obat dosis kecil yang larut dalam air.
- Kontra indikasi : obat yang merangsang, obat dalam dosis besar dan tidak larut dalam air atau minyak.
C.
Pemberian Obat Via Intra Vena :
a.
Pemberian Obat Via Jaringan Intra Vena langsung
1.
Pengertian
Cara
memberikan obat pada vena secara langsung. Diantaranya vena mediana kubiti/vena
cephalika (lengan), vena sephanous (tungkai), vena jugularis (leher), vena
frontalis/temporalis (kepala).
2.
Tujuan
Pemberian
obat intra vena secara langsung bertujuan agar obat dapat bereaksi langsung dan
masuk ke dalam pembuluh darah.
3.
Hal-hal yang diperhatikan
- Setiap injeksi intra vena dilakukan amat perlahan antara 50 sampai 70 detik lamanya.
- Tempat injeksi harus tepat kena pada daerha vena.
- Jenis spuit dan jarum yang digunakan.
- Infeksi yang mungkin terjadi selama injeksi.
- Kondisi atau penyakit klien.
- Obat yang baik dan benar.
- Pasien yang akan di injeksi adalah pasien yang tepat dan benar.
- Dosis yang diberikan harus tepat.
- Cara atau rute pemberian obat melalui injeksi harus benar.
4. Indikasi dan kontra indikasi
- indikasi : bias dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral dan steril.
- kontra indikasi : tidak steril, obat yang tidak dapat larut dalam air, atau menimbulkan endapan dengan protein atau butiran darah.
b.
Pemberian Obat Via Jaringan Intra Vena Secara tidak Langsung.
1.
Pengertian
Merupakan
cara memberikan obat dengan menambahkan atau memasukkan obat ke dalam wadah
cairan intra vena.
2.
Tujuan
Pemberian
obat intra vena secara tidak langsung bertujuan untuk meminimalkan efek samping
dan mempertahankan kadar terapeutik dalam darah.
3.
Hal-hal yang perlu diperhatikan
- injeksi intra vena secara tidak langsung hanya dengan memasukkan cairan obat ke dalam botol infuse yang telah di pasang sebelumnya dengan hati-hati.
- Jenis spuit dan jarum yang digunakan.
- Infeksi yang mungkin terjadi selama injeksi.
- Obat yang baik dan benar.
- Pasien yang akan di berikan injeksi tidak langsung adalah pasien yang tepat dan benar.
- Dosis yang diberikan harus tepat.
- Cara atau rute pemberian obat melalui injeksi tidak langsung harus tepat dan benar.
4.
Indikasi dan kontra indikasi
- indikasi : bias dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral dan steril.
- kontra indikasi : tidak steril, obat yang tidak dapat larut dalam air, atau menimbulkan endapan dengan protein atau butiran darah.
D.
Pemberian Obat Via Intra Muskular
1.
Pengertian
Merupakan cara memasukkan obat ke dalam jaringan otot.
Lokasi penyuntikan dapat dilakukan pada daerah paha (vastus lateralis) dengan
posisi ventrogluteal (posisi berbaring), dorsogluteal (posisi tengkurap), atau
lengan atas (deltoid).
2.
Tujuan
Agar obat di absorbs tubuh dengan cepat.
3.
Hal-hal yang perlu
diperhatikan
- Tempat injeksi.
- Jenis spuit dan jarum yang digunakan.
- Infeksi yang mungkin terjadi selama injeksi.
- Kondisi atau penyakit klien.
- Obat yang tepat dan benar.
- Dosis yang diberikan harus tepat.
- Pasien yang tepat.
- Cara atau rute pemberian obat harus tepat dan benar.
4.
Indikasi dan kontra
indikasi
- indikasi : bias dilakukan pada pasien yang tidak sadar dan tidak mau bekerja sama karena tidak memungkinkan untuk diberikan obat secara oral, bebas dari infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang, otot atau saras besar di bawahnya.
- kontra indikasi : Infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang, otot atau saraf besar di bawahnya.